Selasa, 07 Oktober 2008

Ramadhan, Berkah untuk Siapa?

-041008-


Bulan ramadhan bisa jadi saat yang paling dinanti-nanti. Bukan... bukan karena saya berulang tahun untuk kedua kalinya di bulan ini. Bukan juga karena nama saya ada di setiap spanduk bertuliskan " Selamat datang bulan suci ramadhan" dan saya gr ada nama saya di situ (weksss). Tapi karena katanya bulan ini adalah bulan penuh berkah namun entah juga berkah apa dan untuk siapa. Yang jelas, dalam tulisan ini sih saya nggak akan menyinggung soal pahala dan dosa. I think we've got enough about them from our religion teacher, right? Karena hari ini sudah hari ke-3 lebaran dan nggak tahu kenapa saya hanya belum mendapatkan 'greget'nya. Yeah... dari tahun ke tahun saya masih nggak ngerti apa itu sebenarnya hari lebaran, kecuali makanan enak, salam tempel, dan iklan-iklan di tv yang bilang ini adalah hari kemenangan. Coba diperjelas lagi, menang atas apa? emangnya kita lagi perang gitu? hehehe...

Ibaratnya saya anak kecil yang nanya ke ibunya, apa sih lebaran itu? tanpa pernah dapat penjelasan yang 'real' . Seperti yang 'mereka' ajarakan pada saya, pada bulan ramadhan kita berpuasa dan ini berarti kita harus menahan nafsu selama sebulan penuh. Waktu kecil saya merasa 'tahu banget' apa itu puasa karena saya puasa sebulan penuh, ikut pesantren kilat, selalu tarawih di mesjid, rajin tadarus dan tentu saja mengisi agenda ramadhan dari sekolah. Seiring saya tumbuh kayanya saya mulai meragukan pengetahuan saya akan ramadhan itu sendiri. Semboyan 'menahan nafsu' mulai saya renungkan kembali karena semakin saya besar, saya makin melihat ketimpangan teori agama dengan prakteknya. Pertanyaan itu dimulai dengan melihat sajian yang lengkap dan melimpah di meja makan saat buka puasa. Apa bedanya hari biasa dengan hari saat berpuasa kalau kaya gitu caranya. Nafsu makan yang ditahan sendirian langsung dilampiaskan pada malam hari. Saya juga mulai heran liat orang yang jarang shalat tapi pas puasa shalatnya malah lebih rajin dari saya, mereka bilang karena pahala di bulan ramadhan dilipat gandakan. Belum lagi ketika saya berada di jalanan Jakarta sekitar pukul 4-6 sore,wuihhh... kalau ada yang ngadain sensus kendaraan bermotor di Jakarta, inilah saat yang tepat. Semua kendaraan tumplek blek di Jalanan sampai banyak ruas jalanan yang terkunci, rambu lalu lintas dengan mudah di langgar, memberikan jalan untuk kendaraan lain pun ogah. Alasannya sih simpel, mau buka puasa di rumah sama keluarga atau bersama kerabat di manapun. Gimana mau nahan nafsu kalau bersabar aja susah? Saya juga kembali bertanya-tanya tentang makna ramadhan saat berbagai Mall dan toko memberikan penawaran yang paling menarik, koleksi terbaru yang memikat untuk dipakai pada hari lebaran. Sampai-sampai, merk pakaian yang katanya impor bisa-bisanya punya koleksi baju koko, hihihi.... saya jadi merasa lucu sendiri. Yang paling aneh lagi ada Esia paket Ramadhan, HP yg pas buat ramadhan.hahhahaha....

Saya sih percaya aja kalau ada yang bilang bulan puasa tuh bulan yang penuh berkah untuk semua marketer yang jualan barang termasuk pedagang musiman. Bisa jadi bulan ramadhan tuh puncak profit mereka karena semua orang berlomba-lomba untuk membelanjakan uang THRnya (termasuk saya, hehehe). Soalnya mall di penuhi oleh orang-orang yang berbuka puasa di resrtoran atau food court dan beli baju baru di department store. Lain halnya dengan penjual sembako dan daging, mereka pasti hura-hura dengan keuntungannya atas hukum pasar. Semakin banyak permintaan, semakin mahal harganya. Bahkan katanya ayam kampunga aja bisa dijual dengan harga Rp 90rb sekilo!!! Ckckckck.... euphoria makanan bersantan dan berdaging di bulan ini tentu bikin para vegan bersedih. Pada bulan ini juga banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi dermawan lewat cara bersedekah secara legal ( lewat badan zakat) atau memberikan uang pada gepeng (glndangan & pengemis) di jalanan. We might see clearly, Perda Pemda Jakarta yang melarang memberi uang pada gepeng di lampu merah, hanya omong kosong belaka. Dahsyatnya lagi, saya denger jumlah uang yang terkumpul lewat zakat di bulan Ramadhan itu bisa sampai puluhan triliun rupiah!!! Bahkan lebih besar dari anggaran pendidikan negara kita ! Yang harusnya udah bisa banget mengurangi kemisknan tapi dampaknya ternyata belum signifikan. Geli banget nggak tuh? Tapi ini semua hanya berlaku sesaat. Semua orang ingin berlaku bak nabi dan nasabah bank pahala di bulan ini. Yup... hanya di bulan ini?
Gimana dengan lebaran? Yang jelas Temasek dan pemodal asing pemilik saham di perusahaan telekomunkasi bergembira ria menyambut lebaran. Semua orang ngirim sms yang 'send to many' ke semua isi phone booknya, padahal belum tentu semuanya dia kenal dengan baik, ya nggak?

Anyway, i'm not trying to be sceptical today but i just saw things went so weird and irrational. Bulan ini tentunya hadir sebagai bulan pengingat. Bulan ini kita diingatkan akan rasa lapar yang selama ini dialami oleh kaum dhuafa, kita diingatkan untuk melihat sekitar kita dan merefleksikan 11 bulan ke belakang. Apa yang sudah kita lakukan pada lingkungan sekitar, teman kita, dan kita sendiri. Saya jadi inget kata rasul (saaahhh) makanlah saat lapar dan berhentilah saat kenyang, itulah cukup. Ada yang pernah bilang ke saya, mungkin di situlah seharusnya kita berada, pada suatu kondisi yang cukup, tidak kurang tidak lebih. Dia juga bilang, itulah tantangan kita, bertahan di level ini tanpa tergoda untuk melebihkan.


dedicated for Vienna traveller wannabe and those who are struggling to finish their thesis !!!

3 comments:

Anonim mengatakan...

hehehe ... afra keren juga blog nya

http://alfaharahap.blogspot.com, blon diupdate.

Fajri mengatakan...

eh tuh da gw pindah ke www.deconsumption.blogspot.com

rangga mengatakan...

"makanlah saat lapar dan berhentilah saat kenyang", kurang tepat tuh fra. yg lbh tepat "makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang".

 
design by suckmylolly.com