181208
23.00
Phiuhh.... inilah nafas terlega yang bisa dihembuskan selama 15,5 tahun berada dalam labirin tertutup bernama akademik. Tidak terhitung berapa sumpah serapah dan caci maki dalam hati yang selama ini dipendam selagi diekspresikan. Akhirnya si makhluk keras kepala dan setengah gila ini berhasil mengalahkan raja terakhir dalam game yang telah lelah dimainkannya. Setelah berbagai macam strategi dan tahapan, 2 kata itu muncul juga. MISSION ACCOMPLISHED!
Ibarat agen KGB yang sedang becengkrama bersama agen CIA saat perang dingin, perasaan menaklukan lawan memang tidak ada tandingan. Gw setuju kalau pergulatan hidup gw dengan dunia akademik itu kaya sleeping with the enemy. Gw harus tunggu momen yang tepat untuk memebasmi musuh yang selama ini terus gw tiduri.hehehehe... Ok.. jujur aja... Siapa yang suka dan cinta sama dunia akademik di Indonesia? Sebagai anak muda tentu nonton konser jauh lebih menyenangkan dari mengerjakan PR Matematika 50 soal atau tugas penelitian SPSS. Tapi anak muda itu harus bisa menidurinya sebelum membunuhnya. Because my dad said so! Dalam modernitas, logika ilimah adalah segalanya. Dunia akademik bisa dibilang diwajibkan untuk memodernkan pikiran gw yang nggak ada ilimiah-ilimiahnya ini. Orang tua maunya anak sekolah terus kuliah biar jadi 'bener'. 'Bener mah urusan ntar, yang penting mereka mau liat kita lulus dulu, ya nggak?
Meskipun otak gw pas-pas an (dalam artian beripikir ilimiah tadi), pada akhirnya bisa juga tuh skripsi, yang tebelnya cuma 80 halaman, selesai. Yang menentukan pasti ketika sidangnya, saat-saat ketemu raja terakhir inilah yang membuat gw makin gregetan untuk ngadepinnya. Emang sih nggak pake jurus yang muluk-muluk dan kaya jagoan, tapi akhirnya lulus juga. LULUS... menjadi 4 kata yang bikin gw terobsesi selama setahun terakhir ini. And finally, I made it!!!
Kelulusan gw yang termasuk sedikit lebih cepat dari standar bukan hal yang perlu dibanggakan melainkan direnungkan. Soalnya perjalanan menuju momen ini sama sekali nggak gampang. Dari cerita yang hampir mirip sama termehek-mehek sampai kejutan-kejutan menggoda iman. Gw cuma percaya, kalau gw mau lulus 3,5 tahun, yang perlu gw lakukan hanya perlu percaya bahwa gw bisa lulus saat ini. Dengan kepercayaan itu, kemauan gw jadi sedikit lebay dan usaha gw jadi lebih gokil. Gw beruntung punya temen yang senasib dan sepenanggungan macam Inal. At least jadi lebih yakin dan bisa saling mendorong. Gw sadar banget waktu itu cuma 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Tapi ada banyak hal yang harus dikerjakan, apalagi yang ada deadlinenya. Hiks, hiks, hiks. Thank God gw dianugrahi kemampuan multitasking jadi otak gw punya banyak cluster untuk mengerjakan banyak hal. Namun pada akhirnya skripsi adalah segalanya, beberapa kerjaan pun kudu terlantar demi dia. ckckck.... Apa besok kalo punya anak dinamain skripsi? (hehehhehe jangan ampe deh!)
Gw takjub dengan alam semesta yang bisa berbahasa, gw juga kagum banget sama selera humornya Tuhan. Banyak banget kejadian dan temuan lucu selama proses ini. Dari mulai penentuan siapa yang jadi dosen pembimbing gw (yang sering dianggap rada killer ama anak2) sampai siapa yang jadi penguji gw (salah satu dosen yang jadi suporter setia gw selama ini). Dan gw teramat bersyukur dengan hal itu. Banyak banget pelajaran yang gw dapet selama proses pengerjaan skripsi ini. Gw belajar banget untuk tidak menilai (judge) orang dari awal berkat wawancara sama informan2 gw. Masih banyak banget hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya kemudian menambah bumbu dan kenikmatan pengerjaannya.
Membandingkan waktu pengerjaan dengan persidangan sungguh sangat tidak sepadan. Ketika sudah memperoleh hasil rasanya semuanya terbayar, tapi disidang memang tidak senikmat proses pengerjaan. Yah... mungkin inilah yang namanya orgasme akademik. Kerasa banget kalau happiness is in doing not getting or accomplishing. Tuhan yang sangat misterius juga menghadirkan dosen penguji yang baik hati. hehehehe.... Terima kasih Mbak kiki...!
Orang tua sebagai investor bisa mendapatkan hasil dalam waktu yang sedikit lebih cepat dengan sedikit resiko (jadi cukup menguntungkan berinvestasi di gw). Lega banget, seneng banget, dan banget2 lainnya sudah menanti untuk diungkapkan. Hari ini tiba juga, saat afra menyelesaikan studinya...untuk kemudian mengerjakan segudang impiannya!!! Hehehehe... terima kasih ya atas dukungan dan doanya..!
23.00
Phiuhh.... inilah nafas terlega yang bisa dihembuskan selama 15,5 tahun berada dalam labirin tertutup bernama akademik. Tidak terhitung berapa sumpah serapah dan caci maki dalam hati yang selama ini dipendam selagi diekspresikan. Akhirnya si makhluk keras kepala dan setengah gila ini berhasil mengalahkan raja terakhir dalam game yang telah lelah dimainkannya. Setelah berbagai macam strategi dan tahapan, 2 kata itu muncul juga. MISSION ACCOMPLISHED!
Ibarat agen KGB yang sedang becengkrama bersama agen CIA saat perang dingin, perasaan menaklukan lawan memang tidak ada tandingan. Gw setuju kalau pergulatan hidup gw dengan dunia akademik itu kaya sleeping with the enemy. Gw harus tunggu momen yang tepat untuk memebasmi musuh yang selama ini terus gw tiduri.hehehehe... Ok.. jujur aja... Siapa yang suka dan cinta sama dunia akademik di Indonesia? Sebagai anak muda tentu nonton konser jauh lebih menyenangkan dari mengerjakan PR Matematika 50 soal atau tugas penelitian SPSS. Tapi anak muda itu harus bisa menidurinya sebelum membunuhnya. Because my dad said so! Dalam modernitas, logika ilimah adalah segalanya. Dunia akademik bisa dibilang diwajibkan untuk memodernkan pikiran gw yang nggak ada ilimiah-ilimiahnya ini. Orang tua maunya anak sekolah terus kuliah biar jadi 'bener'. 'Bener mah urusan ntar, yang penting mereka mau liat kita lulus dulu, ya nggak?
Meskipun otak gw pas-pas an (dalam artian beripikir ilimiah tadi), pada akhirnya bisa juga tuh skripsi, yang tebelnya cuma 80 halaman, selesai. Yang menentukan pasti ketika sidangnya, saat-saat ketemu raja terakhir inilah yang membuat gw makin gregetan untuk ngadepinnya. Emang sih nggak pake jurus yang muluk-muluk dan kaya jagoan, tapi akhirnya lulus juga. LULUS... menjadi 4 kata yang bikin gw terobsesi selama setahun terakhir ini. And finally, I made it!!!
Kelulusan gw yang termasuk sedikit lebih cepat dari standar bukan hal yang perlu dibanggakan melainkan direnungkan. Soalnya perjalanan menuju momen ini sama sekali nggak gampang. Dari cerita yang hampir mirip sama termehek-mehek sampai kejutan-kejutan menggoda iman. Gw cuma percaya, kalau gw mau lulus 3,5 tahun, yang perlu gw lakukan hanya perlu percaya bahwa gw bisa lulus saat ini. Dengan kepercayaan itu, kemauan gw jadi sedikit lebay dan usaha gw jadi lebih gokil. Gw beruntung punya temen yang senasib dan sepenanggungan macam Inal. At least jadi lebih yakin dan bisa saling mendorong. Gw sadar banget waktu itu cuma 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Tapi ada banyak hal yang harus dikerjakan, apalagi yang ada deadlinenya. Hiks, hiks, hiks. Thank God gw dianugrahi kemampuan multitasking jadi otak gw punya banyak cluster untuk mengerjakan banyak hal. Namun pada akhirnya skripsi adalah segalanya, beberapa kerjaan pun kudu terlantar demi dia. ckckck.... Apa besok kalo punya anak dinamain skripsi? (hehehhehe jangan ampe deh!)
Gw takjub dengan alam semesta yang bisa berbahasa, gw juga kagum banget sama selera humornya Tuhan. Banyak banget kejadian dan temuan lucu selama proses ini. Dari mulai penentuan siapa yang jadi dosen pembimbing gw (yang sering dianggap rada killer ama anak2) sampai siapa yang jadi penguji gw (salah satu dosen yang jadi suporter setia gw selama ini). Dan gw teramat bersyukur dengan hal itu. Banyak banget pelajaran yang gw dapet selama proses pengerjaan skripsi ini. Gw belajar banget untuk tidak menilai (judge) orang dari awal berkat wawancara sama informan2 gw. Masih banyak banget hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya kemudian menambah bumbu dan kenikmatan pengerjaannya.
Membandingkan waktu pengerjaan dengan persidangan sungguh sangat tidak sepadan. Ketika sudah memperoleh hasil rasanya semuanya terbayar, tapi disidang memang tidak senikmat proses pengerjaan. Yah... mungkin inilah yang namanya orgasme akademik. Kerasa banget kalau happiness is in doing not getting or accomplishing. Tuhan yang sangat misterius juga menghadirkan dosen penguji yang baik hati. hehehehe.... Terima kasih Mbak kiki...!
Orang tua sebagai investor bisa mendapatkan hasil dalam waktu yang sedikit lebih cepat dengan sedikit resiko (jadi cukup menguntungkan berinvestasi di gw). Lega banget, seneng banget, dan banget2 lainnya sudah menanti untuk diungkapkan. Hari ini tiba juga, saat afra menyelesaikan studinya...untuk kemudian mengerjakan segudang impiannya!!! Hehehehe... terima kasih ya atas dukungan dan doanya..!
1 comments:
Afra!! Selamat ya! Looking forward to working with you again one day. Lega dehh dah lulus hehe. Hugs.
Posting Komentar