"Free space is history"
-mbak Naomi klein-
Apa yang paling nikmat dan lezat di dunia ini? Gue akan menjawab dengan mudah dan akan dibarengi oleh suara temen-temen se-angkatan gue dengan satu kalimat "SEMUA YANG GRATISSS". Nggak pake embel-embel lagi. Yup, everything that's free is the only answer we can offer. Dan kenikmatan menggunakan atau menghabiskan barang gratisan jauh lebih besar daripada barang yang bayar. Sensasinya itu bener-bener beda! Iya nggak? Coba aja lo dikasih sepotong pizza gratis, cuma-cuma, pasti rasanya jauh lebih enak daripada beli. Bayangin download album 'Dark Captain Light Captain' secara gratis dibandingkan beli cd impornya seharga 200rb-an, pasti lebih meresap dan terngiang-ngiang. hahahha...
Kenapa ya bisa begitu? Apa memang manusia itu makhluk gratisan? hehehhe... Setelah merenung sambil dengerin album 'Dark Captain Light Captain' gratisan tadi, gue menyimpulkan bahwa rasa nikmat tiada tara itu muncul karena... ehm... satu kalimat juga.. karena "Nothing's free today!" atau "Hareee gene mana ada yang gratisss?". Sering kan kita mendengar orang-orang ngomong kaya gitu? Apalagi kalau kita masih dianggap polos karena terus berharap bahwa masih banyak barang gratisan tersisa di dunia ini, omongan itu memang pengelakan yang tepat!
Kenyataannya memang begitu... mau minum beli aqua, mau mandi bayar PAM, mau nge-charge HP bayar listrik, mau pacaran beli pulsa, mau eksis beli Blackberry, mau pipis bayar seceng (Rp 1000), mau parkir bayar minimal Rp 1000 juga, mau tidur setor uang kontrakan atau KPR ke bank, masuk penjara tetep kudu bayar, mau lulus kuliah jangan absen fotokopi bahan, mau nongkrong ke taman menteng bayar parkir juga, mau liat pameran di galeri nasional harus rela ditagih ongkos sama kenek kopaja P20, mau terus hidup ya harus terus kerja, mau kerja ya bayar ongkos lagi. Wakakkaka... Pusing kan?
Jangan ngisup (Pusing-red) deh mendingan... Ini adalah kenyataan pahit yang harus kita hadapi bersama di dunia kapitalisme fana ini. hehehe Hari gini sih apa juga bisa diduitin, bahkan jasa lalu lintas di jalanan didagangin sama polisi gopek (udah nggak mau duit cepek-an). Ini semua memang lingkaran setan jahanam. Dimana semua manusia harus membayar segala sesuatunya untuk terus hidup oleh karena itu mereka harus menghasilkan uang untuk menumpuk cadangan uang, jadi jangan heran semua-semuanya nanti didagangin. Bisa aja kalau gebetan lo kepepet butuh duit, cintanya pun diperjualbelikan. hehhee (lebay...)
Sudah pasti hal-hal yang gratis itu enak karena memang banyak dari tetek bengek itu pada kodratnya hadir cuma-cuma. Mulai dari taman tempat nongkrong yang nggak perlu bayar apa-apa, memang seharusnya ruang publik yang menjadi sarana pergaulan kawula muda. Air yang dulu berlimpah dan menjadi hak semua manusia harus rela diprivatisasi perusahaan asing dan tidak digunakan untuk kemaslahatan orang banyak melainkan kemaslahatan orang yang mampu. Inilah ujung dari komodifikasi (sok keren bgt gw) ketika nilai guna atau pakai itu harus diuangkan. Dari Perceraian artis sampai jalan menemukan Tuhan. Semuanya tidak luput dari biaya. Gimana nggak tambah kere nih kita... hehehe...
Ini hanya keluh kesah gue aja kok. Berhubung kondisi keuangan gue lagi menipis, jadinya sok kritis gini. hahahaha.... Soalnya kalau kita lagi susah, baru deh berasa... betapa kejamnya dunia. Mau ngapa-ngapain bayar! hiks, hiks, hiks... Padahal Gue percaya kalau Tuhan itu nggak matre, Dia kan ngasih semua sumber daya secara cuma-cuma. Jadi salah tuh yang bilang bahwa Adam & Hawa jatuh dari surga itu menderita karena Tuhan sudah memberikan mereka berbagai fasilitas (plus wi-fi! hahahha). Keturunannya aja banyak yang mata duitan dan membuat dunia ini semakin kehilangan "Ruang untuk Anugrah" (ruang untuk yang gratis-gratis). Jangan-jangan saking sedikitnya ruang untuk sesuatu yang gratis, konsep bagi-bagi (share) bakalan lenyap. Mudah-mudahaqn jangan ya... (Aminn). Tapi kalau kata John Lennon (tetepp..) "Love is free... Free is Love". Apalagi "Free as a bird" (halah!)....
*Terinspirasi oleh lingkungan sekitar dan buku "Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar" oleh Marina Silvia K.