Kenapa Ada Yang Baru? Karena Yang Lama Sudah Tidak Berfungsi Lagi
Pernahkah Anda mengganti ponsel lama Anda dengan ponsel yang baru? Atas alasan apa Anda menggantinya? Pertama, ponsel Anda rusak karena satu dan lain hal ditambah dengan garansi yang sudah tidak berlaku lagi. Kedua, Anda bosan atau ingin saja update model demi modal pergaulan. Ketiga, Anda merasa teknologi atau kapasitas ponsel lama Anda terbatas dan mentok untuk menjawab kebutuhan Anda akan teknologi dalam keseharian. Atau mungkin alasan yang paling tidak penting, yaitu tentu Anda punya banyak uang dan membeli ponsel baru adalah satu upaya untuk mendistribusikan uang Anda.
Lain cerita jika Anda memiliki ponsel kesayangan yang sudah menemani Anda bertahun-tahun lamanya. Melewati berbagai fase jatuh-bangun Anda, dari bangun tidur sampai penghujung hari. Ponsel ini setia di samping Anda jika sedang dibutuhkan, ia selalu tepat guna dan tepat daya. Memang terkadang ponsel Anda suka ngadat dan jika sedang tidak punya mood yang cukup baik, mungkin saja Anda membantingnya. Tapi dedikasi ponsel ini begitu hebat sehingga Anda bisa hilang kendali jika ponselnya tertinggal sehari saja. Selain fungsi menelpon atau mengirim pesan, ponsel Anda menyimpan begitu banyak memori. Mulai dari nomor telepon teman SD sampai foto-foto momen terbaik Anda beserta data lainnya. Anda tidak pernah membayangkan apa yang yang terjadi jika ponsel Anda hilang atau dicuri orang. Yang Anda tahu, ponsel ini harus ada setiap saat dan setiap waktu.
Mungkin saat Anda membeli ponsel kesayangan, teknologinya sedang canggih-canggihnya. Fiturnya bisa memenuhi kebutuhan Anda pada saat itu dan ketahanannya bisa menandingi sepatu converse yang tak kunjung bolong itu. Saat-saat awal Anda memiliki ponsel tersebut, Anda begitu asyik mengulik sana-sini, apa yang tersaji di dalamnya terasa seru dan tidak bisa ditebak. Namun seiring berjalannya waktu, Anda sudah menguasai semua fiturnya, Anda sudah mengulik semua tips and triknya, seolah tidak tampak seseru dulu. Sempat terpikir dan tergoda dengan puluhan tipe baru atau merk lain yang keluar tiap tahunnya, tapi rasanya ada "ikatan emosional" atau romantisme bersama yang sanggup mengalahkan segalanya, termasuk godaan fitur yang lebih baik.
Dari waktu ke waktu, ponsel Anda kondisinya tidak lagi sehandal sebelumnya. Dunia berubah, lingkungan Anda bertranformasi, orang-orang di sekitar Anda silih berganti, sampai pada saatnya serangkaian alasan terlihat jelas. Ponsel kesayangan baterainya sudah bocor, casing-nya sudah lapuk, fiturnya? jangan ditanya… pasti ketinggalan jaman. Kemampuannya sudah tidak lagi bisa di-upgrade ke tahap selanjutnya, sehingga semuanya menjadi terbatas di dalam ponsel ini. Sempat Anda meyakinkan diri Anda bahwa Anda tidak butuh kemajuan teknologi, Anda juga berpikir kalau ponsel kesayangan sudah cukup. Tapi teknologi tidak bisa berbohong. Anda tentu tidak bisa ngotot tetap transfer file dengan disket jika perangkatnya sudah sulit dicari dan orang-orang menggunakan cakram padat. Anda juga tidak bisa ngotot kirim pesan sms bergambar jika sekarang sudah ada Whatsapp yang bisa langsung mengirim foto dari ponsel Anda. Sekilas sepertinya Anda bisa hidup hanya dengan ponsel kesayangan Anda, padahal, Anda bisa melakukan banyak hal lain yang tidak pernah Anda bayangkan, jika Anda kemudian mengganti ponsel.
Ketika ponsel kesayangan kemudian dirasa terpaksa mengikuti arus hidup dan perubahan di sekeliling Anda, bisa jadi benda ini sudah tidak menjawab kemampuan Anda. Bahkan, jika tiba saatnya ponsel ini rusak dan tidak bisa menemani Anda lagi, tibalah waktunya bagi Anda untuk menentukan pilihan. Anda bisa saja keliling ITC untuk servis ponsel tersebut, tapi biayanya bisa mahal dan menguras energi Anda. Sampai pada saatnya Anda merasa bahwa, saatnya Anda meninggalkan ponsel kesayangan. Dengan berat hati, Anda harus berhenti, tidak bisa lagi menggunakannya.
Kemudian muncul opsi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, beralih ke ponsel baru. Dengan teknologi terkini yang lebih canggih dan beragam aplikasi seru, Anda tentu bisa melakukan banyak hal dengan ponsel ini. Memang Anda harus beradaptasi untuk terbiasa dengan interface atau bentuknya. Yang tadinya keypad, sekarang jadi layar sentuh. Peralihan tersebut memang tidak mudah. Anda bisa sering typo saat mengetik pesan, atau melakukan beberapa kesalahan karena belum terbiasa dengan fiturnya. Jangan sedih, hal ini biasa. Saat-saat seperti ini pasti harus dilewati asalkan ponsel Anda berfungsi dengan baik dan siaga menopang kebutuhan hidup Anda sehari-hari. Ponsel baru perlahan akan menggantikan posisi ponsel kesayangan sebelumnya dan Anda juga bisa kembali mengisinya dengan memori-memori yang akan dilewati.
Kenapa saya membuat tulisan ini?
Terkadang kita merasa enggan beralih dengan yang baru dan sering terjebak dengan ikatan emosional yang sebenarnya dipaksakan. Mungkin saja yang kita miliki memang sudah tidak berfungsi lagi, mungkin saja kapasitasnya tidak lagi mampu menampung diri kita yang terus berkembang dari hari ke hari. Sedangkan ada pilihan baru yang mungkin bisa lebih menjawab kebutuhan Anda dan bisa menunjang Anda untuk melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Romantisme terkadang menghambat kita untuk melihat kenyataan di depan mata, padahal apa yang ada di sekitar kita semuanya serba sementara.
Maafkan saya jika tulisan ini terkesan menyederhanakan hal yang rumit, atau bahkan mereduksi sebuah siklus dalam hidup ke dalam siklus gonta-ganti ponsel semacam ini. Tapi apa yang kita lewati selama ini sebagai peradaban manusia telah menjadi landasan bagi perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi memang memiliki dampak negatif (yang menurut saya hal ini bersifat nisbi), tapi hal tersebut tentu didorong oleh kebutuhan manusia dan dinamika alam raya ini. Hal baik yang selalu saya petik dalam teknologi adalah visi teknologi itu sendiri. Teknologi menatap ke masa depan tanpa mengabaikan masa lalu (karena kesalahan di masa lalu ada untuk diperbaiki) dan seperti layaknya sikap manusia terhadap teknologi, ada yang pro dan kontra. Hal ini wajar saja, semua punya pilihan. Asal semuanya dijalani tanpa paksaan dan kita tetap merdeka sebagai manusia- tentu hal ini terbuka untuk diperdebatkan.